Review Bumi Karya Tere Liye (Petualangan Tiga Sahabat Ke Klan Bulan) - Belajar Yuk | Online E-Learning Review Bumi Karya Tere Liye (Petualangan Tiga Sahabat Ke Klan Bulan)

Review Bumi Karya Tere Liye (Petualangan Tiga Sahabat Ke Klan Bulan)

DAFTAR ISI [Tampilkan]

 


Identitas Buku

Judul : Bumi
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Januari 2014
Tebal : 440 Halaman
Genre : Teenlit, Fiksi Ilmiah, Fantasi
ISBN : 978-602-0332-956
Rating : 4.5/5 ⭐
Dibaca Melalui : Aplikasi Gramedia Digital

Sinopsis

Raib adalah seorang remaja berusia limabelas tahun yang duduk di kelas sepuluh dan biasa dipanggil dengan Ra. Ia memiliki sahabat karib bernama Seli dan memiliki kawan debat yang seimbang yaitu Ali. Yang ia tahu, ketika ia menutupkan kedua telapak tangan ke mata, maka orang tidak bisa lagi melihat wujud fisiknya. Cling! Menghilang begitu saja, tapi ia pun tak tahu, apa yang sebetulnya terjadi. Ia hanya tahu, semenjak usianya dua tahun, ia sering bermain petak umpet dengan cara begitu, dan sudah barang tentu mama-papa tidak akan bisa menemukan keberadaannya.

Ia hanya remaja biasa, yang suka membaca novel, pernah lupa membawa buku PR, menyukai ritual makan bersama keluarga, dan mengingat betul setiap detail nasihat yang diberikan sang mama, poin demi poin. .Meskipun mencoba pura-pura tidak tahu, sebetulnya ia memahami apa yang terjadi di kantor sang papa, ia mencuri dengar ketika mama dan papanya saling bertukar cerita. Berdiri di anak tangga, menutupkan kedua telapak tangan ke mata, maka apa yang papa dan mamanya bicarakan bisa ia dengar tanpa berkurang sedikitpun.

Belum ada yang mengetahui tentang kemampuan yang ia miliki, sampai pada suatu hari ia lupa membawa buku PR. Ali yang super genius malah tidak membuat PR sama sekali. Karena Raib bosan duduk di lorong sekolah sepanjang sisa jam pelajaran matematika habis, ia iseng mencoba menutup kedua matanya. Dan, sial! Ali tahu persis apa yang terjadi, Raib yang semula tak tertangkap matanya, tiba-tiba ada di depannya. Ia pun berseru dengan penuh keyakinan : “Kamu bisa menghilang Ra?”, dan dengan itu pula resmi sudah Ali memata-matai setiap gerak-gerik Raib. Bahkan, dengan cara yang cukup ekstrim yaitu memasang kamera pengintai di rumah Raib.

Kejadian lainnya terjadi ketika Raib bermaksud mengantar sahabatnya, si Seli yang entah kenapa suka sekali jajan di kantin. Mereka lupa bahwa kantin tutup karena sedang ada perbaikan gardu listrik yang berdiri di dekat kantin. Kejadian itu begitu cepat. Raib dan Seli pun hanya mengandalkan reflek mereka untuk melindungi satu sama lain. Ketika tahu kantin tutup mereka bermaksud mencari restoran cepat saji di dekat sekolah. Namun, siapa yang menyangka tiang listrik yang besar itu tiba-tiba roboh dan hampir menimpa keduanya?

Dengan kekuatan yang sudah ia coba latih atas permintaan Tamus, Ra menghilangkan tiang listrik yang hampir menimpa keduanya. Seketika Seli pun mematung, belum selesai rasa terkejut mereka, ada kabel yang sarat dengan muatan listrik menyusul roboh ke arah mereka. Kali ini, Seli lah yang berusaha melindungi mereka berdua. Seli yang ternyata memiliki kemampuan untuk mengeluarkan energi listrik dari tangannya, menaklukkan kabel itu tanpa takut sedikit pun.

Mereka hanya lecet dan cidera ringan, namun ledakan yang mereka hasilkan tetap saja mengundang orang-orang berdatangan. Apa kiranya yang terjadi? Nah, di saat itu lah Ali yang sudah pernah melihat Ra menghilang lagi-lagi membuktikan kejeniusannya, bahwa selama ini ia tidak keliru. Bahkan ternyata Seli pun memiliki kekuatan yang tak kalah hebat dengan Ra. Ali pun mengajak Ra dan Seli pergi dari tempat itu agar orang-orang tidak mencurigai atau sekedar menanyai mereka apa yang sebetulnya baru saja terjadi. Mereka bertiga bersembunyi di aula (yang biasa digunakan sekaligus menjadi lapangan).

Mereka yakin, saat itu adalah siang hari sebelum awan pekat seolah-olah menyedot terangnya sinar matahari. Atmosfer ruangan aula berubah menjadi senyap, gelap dan terdengar bunyi ‘PLOP’ –seperti gelembung pecah–. Yang lebih mengagetkan lagi, dari celah kecil yang serupa gelembung tadi muncul delapan orang yang berpakaian serba gelap dan pemimpinnya adalah seseoang yang sudah pernah Ra temui sebelumnya yaitu Tamus.

Tamus dan rombongannya memaksa hendak menjemput Ra. Rupanya, Ra sudah menjadi incaran mereka (makhluk klan Bulan) sejak Ra lahir. Ra juga sudah dimata-matai oleh Tamus sejak ia berusia sembilan tahun, melalui wujud seekor kucing yang selama ini dia sayangi dengan sangat, si hitam.

Bermaksud membela Ra, Seli dan Ali pun berkeras mempertahankan sahabat mereka. Di ujung pertahanan mereka sebagai anak-anak yang harus bertarung dengan sekelompok pasukan terlatih, munculah Miss Selena (guru matematika mereka) yang ternyata adalah juga seorang petarung dari klan Bulan. Miss Selena bertarung mati-matian melawan ke delapan orang itu.

Miss Selena meminta Ra, Seli dan Ali kabur melalui celah kecil yang dibuat oleh Miss Selena. Namun kemana mereka akhirnya sampai? Cling! Mereka tiba di sebuah negeri antah-berantah. Asing dan serba canggih, tempat baru itu membuat mereka berpetualang namun sekaligus merindukan untuk pulang ke rumah (yang mereka biasa tempati) dimana itu adalah tempat para mahluk rendah tinggal. Seperti apa keseruan mereka berjumpa dengan para penduduk klan Bulan?

Review

Hallo, assalamualaikum gaes! Gimana menurut kalian setelah membaca sinopsis dari saya ini? Seberapa kalian tertarik untuk membaca fiksi ilmiah sekaligus fantasi karya anak bangsa ini? Pernahkah kalian mendengar tentang istilah dunia paralel? Jika belum, maka kalian akan diajak dan diberi penjelasan yang detail mengenai dunia paralel melalui sosok anak limabelas tahun. Jadi sebetulnya materi yang ditawarkan dalam buku ini cukup berat, hanya saja penyampaian yang digunakan membuat novel ini terasa lebih ringan.

“Inilah empat dunia di atas satu planet yang kalian sebut bumi. Empat kehidupan yang berjalan serempak. Tidak ada yang tahu satu sama lain. Tidak saling melihat, tidak saling bersinggungan. Ini sebenarnya indah sekali tanpa ambisi perang dan saling menguasai. Empat dunia dalam satu tempat.” (Hal. 250)

Menurut saya premis dalam cerita ini sangat menarik. Selain disajikan dengan bahasa yang segar, materi yang disampaikan dalam novel ini pun tidak terkesan monoton. begitu juga cara penyampaiannya. Sudut pandang yang dipakai dalam novel ini adalah Aku (sebagai Raib). Bagaimana emosi yang dialami Ra, serta merta bisa saya rasakan. Dukungan lain yang saya peroleh dalam novel ini adalah alur yang digunakan sepenuhnya maju.

Bukan hanya mengusung tema petualangan, buku ini juga menawarkan kisah persahabatan dan keluarga yang cukup komplek. Tentang siapa diri Raib sebetulnya. Tentang Ali yang berusaha mengungkapkan rasa sayang kepada kedua orangtuanya ketika dia merasa sudah di ujung rasa putus asa.

Pernahkah kamu membayangkan ada kehidupan lain di bumi ini? Tentu saja pernah, hanya saja seputar dunia Jin 😝. Nah, di buku ini kelas klan bumi dikatakan sebagai makhluk rendah dan paling terbelakang dibanding klan lain yang lebih canggih teknologinya namun tetap ramah lingkungan. Ini menjadi semacam sindiran untuk penduduk bumi yang agaknya serakah dan memiliki kepedulian yang rendah terhadap kelestarian lingkungan.

Perasaan saya ketika membaca buku ini? Senang as always ketika berhasil menyelesaikan sebuah buku, terlebih Bumi bukan merupakan genre favorit saya. Sedih, turut merasakan rasa ingin pulang, bertemu dengan orangtua tersayang ketika tidak tahu lagi saya berada dimana sekarang. Terpesona, akan seluruh rancangan kota klan bulan yang sepertinya indah namun tetap bersisian dengan alam.

Novel ini banyak memberi tahu, informatif. Mengajak untuk berpikir, sekaligus mengajak pembaca untuk berimajinasi. Terkesan berat ya? Tidak juga, saua justru merasa terhibur sekaligus memperoleh tambahan ilmu. Secara keseluruhan, saya menikmati jalannya cerita novel ini dan mungkin serial ini akan lebih dulu saya selesaikan ketimbang serial anak Nusantara yang belum saya miliki dua versi cetaknya.

Banyak kelebihan, tentu saja ada kekurangan ya? Kekurangan yang ingin saya sampaikan disini murni pendapat pribadi saya ya, jadi yang kurang sepakat mohon maaf. Yang pertama adalah penggunakan istilah “cucu dari cucunya cucuku” serta “kakek dari kakeknya kakekku”. Nah, ada semacam rasa susah merunut sebetulnya si Raib ini keturunan ke berapa dari klan matahari.

Buku ini saya rekomendasikan untuk kalian pecinta buku berseri, pecinta genre fantasi-fiksi ilmiah, bagi yang belum menyukai buku karya penulis (yang lekat dengan kesan menye-menye), bagi penyuka petualangan, dan yang penasaran dengan karya penulis, mungkin buku ini bisa menjadi permulaan. Selamat membaca.



Artikel Terkait

Review Bumi Karya Tere Liye (Petualangan Tiga Sahabat Ke Klan Bulan)
Review Bumi Karya Tere Liye (Petualangan Tiga Sahabat Ke Klan Bulan)
Contoh Soal CPNS 2021 TIU, TWK, TKP Lengkap dengan Pembahasannya
Contoh Soal CPNS 2021 TIU, TWK, TKP Lengkap dengan Pembahasannya
Review Novel Persimpangan Karya Hasan Aspahani
Review Novel Persimpangan Karya Hasan Aspahani
Tampilkan Komentar